Glassdoor, perusahaan konsultan, baru saja merilis temuan survei tahunan untuk dua kategori, best place to work dan work life balance. Seperti dikemukakan Robert Hohman, CEO Glassdoor, survei tahunan yang sudah berlangsung keempat kalinya ini, melibatkan sebanyak 250.000 karyawan di 65 ribu perusahaan di Amerika Serikat (AS). Para responden diajukan 20 pertanyaan mengenai career development, compensation and benefit, feed-back, communication, dan work life balance.
Hasilnya adalah, untuk kategori Top 50 Best Places To Work yang ada di urutan 5 teratas adalah masing-masing; Bain & Company, McKinsey & Company, Facebook, MITRE dan Google. Sedangkan 5 perusahaan yang mendukung program work life balance, dengan skor tertinggi adalah; Nestle Purina Petcare, MITRE, SAS Institute, FactSet and United Space Alliance.
Selain menghadirkan ruangan kantor yang nyaman, Facebook juga memberikan banyak benefit, diantaranya ada program meal (makan) tiga kali sehari, ada aneka snack dan minuman yang bisa dibuat sendiri di ruangan pantry. Malah, kalau perlu ada dosen dan guru kursus khusus untuk meningkatkan skills karyawannya, Facebook tak segan untuk mendatangkannya ke kantor. Di samping itu ada layanan kesehatan, program pensiun, jasa laundry dan beragam gathering yang bisa diikuti dengan tujuan agar karyawan satu dengan yang lainnya bertambah akrab. Di sini Anda dapat melihat bagaimana interior salah satu area kantor Facebook.
Tentu tidak mudah mentransformasikan perusahaan Anda menjadi perusahaan yang fleksibel dimana karyawan dapat mewujudkan keseimbangan antara kantor dengan rumah. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari tingkat manajemen. Yang memungkinkan itu dapat diwujudkan adalah dengan memandang bahwa kinerja karyawan tidak dinilai hanya dari berapa jumlah jam kerja yang mereka habiskan di tempat kerja, tapi kontribusi atau hasil apa yang mereka capai dalam bekerja. Dan bila karyawan memang membutuhkan waktu untuk membangun keseimbangan dengan rumah hal itu tidak menjadi sesuatu yang dipersulit oleh manajemen.
Tampaknya tidak semua model bisnis dapat diberikan fleksibilitas seperti itu. Maka di masa depan perusahaan dengan bidang bisnis seperti Facebook atau industri kreatif-inovatif lainnya akan terus diburu oleh para job-seeker. Tapi setidaknya perusahaan Anda dapat mengadopsi beberapa hal yang akan membuat karyawan Anda betah dan senang bekerja untuk perusahaan. (Bambang Triyawan)
Total Tayangan Halaman
Senin, 19 Desember 2011
Minggu, 11 Desember 2011
Menghadapi Sikap Senioritas Karyawan
Seorang karyawan yang masih sangat muda dipercaya untuk memimpin rekan-rekannya yang memiliki usia relatif lebih senior. Banyak kesulitan yang harus dihadapinya, antara lain kecemburuan dari rekan-rekannya, adanya tembok tebal dalam komunikasi karena perbedaan faktor usia, dan beberapa masalah lainnya. Memimpin para senior (dari sisi usia dan mungkin juga pengalaman) bukanlah perkara gampang, tapi ini adalah tantangan bagi para pemimpin. Saya memiliki beberapa saran taktis bila Anda berada di posisi seperti ini.
(1) Tetaplah percaya diri. Betapapun seniornya tim Anda, Andalah yang dipilih untuk memimpin. Itu menunjukkan perbedaan kapabilitas Anda dengan mereka, terutama dalam aspek kepemimpinan (leadership). Suatu panggilan atau kesempatan untuk memimpin tidak menghampiri setiap orang begitu saja. Kesempatan ini datang karena tingkat kepercayaan dari para penunjuk atau pemilih Anda.
(2) Bangunlah kecakapan. Pemimpin seringkali haruslah seseorang yang paling hebat dari sisi knowledge, skill dan attitude. Lambat laun para senior itu akan mengakui kehebatan Anda bila Anda terus memaksimalkan kemampuan, terutama dalam memberikan solusi bagi masalah-masalah kinerja yang mereka hadapi. Saat Anda menjadi seorang sales supervisor, buktikan bahwa penjualan pribadi Anda dapat melebihi bawahan. Tunjukkan bahwa konsumen yang sulitpun dapat Anda 'closing'-kan, maka mereka akan respek dan menghargai Anda.
(3) Dengarkan pendapat mereka. Mereka yang lebih senior biasanya merasa memiliki segudang pengalaman dibandingkan Anda. Maka sering-seringlah meminta pendapat kepada mereka. Ciptakan budaya brainstorming dengan mereka. Mereka senang ketika dimintai pertimbangan. Anda bisa meminta mereka melakukan sesuatu tapi dengan cara meminta pertimbangan. Misalnya,"Bagaimana kita menghadapi konsumen yang sulit ini?" Kata mereka,"Kita harus menyentuh sisi emosional mereka." Anda dapat mengatakan,"Apakah Anda bisa melakukannya?" Kata mereka, "Akan saya coba."
(4) Berikan penghargaan setiap ada kesempatan. Kita sering mendengar bahwa semakin bertambah usia seseorang semakin besar kebutuhannya untuk dihargai. Memberikan penghargaan bukanlah hal yang sulit. Ucapkanlah "terimakasih", "Anda hebat" atau "Anda luar biasa". Pengaruh dari penghargaan yang dikatakan secara tulus tidak dibuat-buat akan memberikan dampak yang bagus untuk mencairkan perasaan senioritas mereka.
Bagaimana bila empat strategi di atas telah dicoba tapi perilaku mereka tetap 'meremehkan' kepemimpinan Anda? Tidak ada pilihan lain, bersikap tegaslah. Beranikan diri Anda untuk menegur mereka dan sentuhlah kesadaran mereka. Sikap diam atau ketidaktegasan Anda hanya akan memperburuk situasi. Kinerja tim akan dipertaruhkan. Karena tugas setiap pemimpin adalah menyediakan tidak hanya konsekuensi positif, namun juga konsekuensi negatif saat orang tidak bersedia diatur dan dipimpin. Selamat mencoba. (Bambang Triyawan)
(1) Tetaplah percaya diri. Betapapun seniornya tim Anda, Andalah yang dipilih untuk memimpin. Itu menunjukkan perbedaan kapabilitas Anda dengan mereka, terutama dalam aspek kepemimpinan (leadership). Suatu panggilan atau kesempatan untuk memimpin tidak menghampiri setiap orang begitu saja. Kesempatan ini datang karena tingkat kepercayaan dari para penunjuk atau pemilih Anda.
(2) Bangunlah kecakapan. Pemimpin seringkali haruslah seseorang yang paling hebat dari sisi knowledge, skill dan attitude. Lambat laun para senior itu akan mengakui kehebatan Anda bila Anda terus memaksimalkan kemampuan, terutama dalam memberikan solusi bagi masalah-masalah kinerja yang mereka hadapi. Saat Anda menjadi seorang sales supervisor, buktikan bahwa penjualan pribadi Anda dapat melebihi bawahan. Tunjukkan bahwa konsumen yang sulitpun dapat Anda 'closing'-kan, maka mereka akan respek dan menghargai Anda.
(3) Dengarkan pendapat mereka. Mereka yang lebih senior biasanya merasa memiliki segudang pengalaman dibandingkan Anda. Maka sering-seringlah meminta pendapat kepada mereka. Ciptakan budaya brainstorming dengan mereka. Mereka senang ketika dimintai pertimbangan. Anda bisa meminta mereka melakukan sesuatu tapi dengan cara meminta pertimbangan. Misalnya,"Bagaimana kita menghadapi konsumen yang sulit ini?" Kata mereka,"Kita harus menyentuh sisi emosional mereka." Anda dapat mengatakan,"Apakah Anda bisa melakukannya?" Kata mereka, "Akan saya coba."
(4) Berikan penghargaan setiap ada kesempatan. Kita sering mendengar bahwa semakin bertambah usia seseorang semakin besar kebutuhannya untuk dihargai. Memberikan penghargaan bukanlah hal yang sulit. Ucapkanlah "terimakasih", "Anda hebat" atau "Anda luar biasa". Pengaruh dari penghargaan yang dikatakan secara tulus tidak dibuat-buat akan memberikan dampak yang bagus untuk mencairkan perasaan senioritas mereka.
Bagaimana bila empat strategi di atas telah dicoba tapi perilaku mereka tetap 'meremehkan' kepemimpinan Anda? Tidak ada pilihan lain, bersikap tegaslah. Beranikan diri Anda untuk menegur mereka dan sentuhlah kesadaran mereka. Sikap diam atau ketidaktegasan Anda hanya akan memperburuk situasi. Kinerja tim akan dipertaruhkan. Karena tugas setiap pemimpin adalah menyediakan tidak hanya konsekuensi positif, namun juga konsekuensi negatif saat orang tidak bersedia diatur dan dipimpin. Selamat mencoba. (Bambang Triyawan)
Senin, 05 Desember 2011
Mempertahankan Talent melalui Leadership Development
Mempertahankan talent susah-susah gampang. Enam hal yang paling perlu diperhatikan untuk mempertahankan talent adalah job design, job resources, reputation, career, relation with manager, dan compensation.
Dari sekian banyak faktor penting untuk meningkatkan retensi karyawan yang paling sulit adalah mengubah gaya kepemimpinan manager. Hampir sebagian besar mereka yang meninggalkan perusahaan lamanya mengeluhkan hubungan dan kepercayaan yang rendah terhadap managernya. Ini dapat diperbaiki bila para manager bersedia mengubah cara mereka dalam memimpin.
Tampaknya pengembangan kepemimpinan tidak dapat ditunda lagi di perusahaan Anda. Anda akan kehilangan banyak talent. Lagipula dengan mengembangkan kepemimpinan akan terbuka peluang untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pemimpin bukanlah segalanya, tapi segalanya akan menjadi sulit tanpa hadirnya seorang pemimpin yang profesional da memahami bagaimana bekerja dengan orang secara efektif.
Pengembangan kepemimpinan di perusahaan yang menjadi klien saya membuat karyawan mengurungkan niatnya untuk hengkang dari perusahaan. Beberapa karyawan mengungkapkan, "Untung mereka berubah, tadinya saya akan keluar." Meski begitu Anda perlu menyeleksi program-program pengembangan kepemimpinan yang ada dengan sangat ketat. Program itu harus langsung menyentuh akar masalah hubungan antara manager dengan karyawannya dan memberikan jalan keluar yang andal. (Bambang Triyawan)
Dari sekian banyak faktor penting untuk meningkatkan retensi karyawan yang paling sulit adalah mengubah gaya kepemimpinan manager. Hampir sebagian besar mereka yang meninggalkan perusahaan lamanya mengeluhkan hubungan dan kepercayaan yang rendah terhadap managernya. Ini dapat diperbaiki bila para manager bersedia mengubah cara mereka dalam memimpin.
Tampaknya pengembangan kepemimpinan tidak dapat ditunda lagi di perusahaan Anda. Anda akan kehilangan banyak talent. Lagipula dengan mengembangkan kepemimpinan akan terbuka peluang untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pemimpin bukanlah segalanya, tapi segalanya akan menjadi sulit tanpa hadirnya seorang pemimpin yang profesional da memahami bagaimana bekerja dengan orang secara efektif.
Pengembangan kepemimpinan di perusahaan yang menjadi klien saya membuat karyawan mengurungkan niatnya untuk hengkang dari perusahaan. Beberapa karyawan mengungkapkan, "Untung mereka berubah, tadinya saya akan keluar." Meski begitu Anda perlu menyeleksi program-program pengembangan kepemimpinan yang ada dengan sangat ketat. Program itu harus langsung menyentuh akar masalah hubungan antara manager dengan karyawannya dan memberikan jalan keluar yang andal. (Bambang Triyawan)
Langganan:
Postingan (Atom)