Bonus tahunan adalah salah satu bentuk dorongan positif yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan berkinerja tinggi. Apakah dengan memberi karyawan Anda sekian persen dari profit akan membuat Anda bangkrut? Tidak, bahkan perusahaan Anda akan jauh dari kebangkrutan. Belum ada sejarahnya orang suka memberi akan mengalami kebangkrutan. Yusuf Mansyur, seorang pendakwah yang inspirasional dalam Miracle of Giving-nya membahas hal itu dengan sangat baik. Bonus tahunan akan memacu profit Anda di tahun berikutnya. Karena kenaikan profit akan menjadi konsekuensi yang ditunggu karyawan. Semua upaya karyawan akan difokuskan pada kenaikan profit.
Berapa persen bagian profit yang akan diberikan kepada karyawan tentu saja sangat bergantung pada kebijakan perusahaan. Karena perusahaan memiliki pemegang saham atau shareholder. Sebaiknya perusahaan bersikap transparan dengan masalah ini. Memang harus diakui karena bonus tahunan ini hanya setahun sekali, dan itupun jarang yang langsung dibagikan pada bulan Januari, maka sebenarnya bonus tahunan tidak sekuat pujian, perayaan kerja, dan insentif dalam mempengaruhi kinerja. Bonus tahunan menciptakan harapan mungkin karena besarannya yang lumayan menurut karyawan. Bayangkan bila keuntungan perusahaan 1 Milyar, dan dari keuntungan tersebut 40% dibagikan sebagai bonus tahunan. Bila karyawannya ada 100 orang maka rata-rata setiap karyawan akan memperoleh 4 juta rupiah. Angka yang lumayan. Tapi saya sarankan bonus tahunan diberikan berdasarkan performance appraisal karyawan selama setahun. Tampaknya tidak tepat membagi bonus tahunan sama rata. Mereka yang berkinerja lebih tinggi harus mendapatkan lebih banyak daripada mereka yang bekerja biasa saja.
Penerapan bonus tahunan mentransformasikan perusahaan menjadi 'profit focused workplace'. Karyawan dan manajemen akan lebih berorientasi profit, ini menciptakan sinergi atau kerjasama yang selama ini diimpikan. Kondisi ideal ini akan menciptakan kinerja berkesinambungan dari seluruh karyawan.
Total Tayangan Halaman
Senin, 23 Mei 2011
Jumat, 06 Mei 2011
How to Build Trust
Saat ini efektivitas kepemimpinan sangat bergantung pada kemampuan untuk memperoleh kepercayaan pengikut. Di masa yang penuh perubahan dan ketidakstabilan membuat orang beralih ke hubungan-hubungan yang saling mengikat dimana kepercayaan menjadi faktor kuncinya.
Bagaimana para manajer dan pemimpin dapat membangun kepercayaan yang tinggi dari pengikutnya? Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda coba.
1. Bersikap terbuka. Pastikan orang memperoleh informasi yang mereka perlukan. Jelaskan mengapa Anda mengambil sebuah keputusan. Terus-teranglah tentang berbagai persoalan. Bukalah informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi.
2. Bersikap adil. Sebelum Anda bertindak atau mengambil keputusan pastikan Anda dapat memandang dari persepsi orang lain bagaimana mereka akan memandang itu semua dari sudut pandang obyektivitas atau keadilan. Berikan penghargaan kepada mereka yang memang berhak.
3. Ungkapkan perasaan Anda. Jika Anda berbagi perasaan mereka akan percaya. Logika atau data saja mungkin akan menciptakan jarak.
4. Tunjukkan konsistensi. Hiduplah dengan nilai-nilai inti Anda. Jangan sampai tindakan Anda berbeda dengan keyakinan yang selama ini Anda sampaikan kepada mereka.
5.Penuhi janji Anda. Jangan langgar janji Anda sendiri, ini akan menguras kepercayaan. Buktikan Anda komitmen terhadap janji dengan menepatinya.
6.Jaga kerahasiaan. Bila Anda membocorkan rahasia mereka, lain kali mereka tidak akan lagi mempercayai Anda. Mereka menceritakan rahasia karena percaya Anda tidak akan membocorkannya ke pihak lain.
Membina kepercayaan itu sulit, menghancurkannya sangat mudah. Kerja keras membangun kepercayaan selama bertahun-tahun dapat menjadi percuma dan hancur dalam sekejab bila Anda tidak konsisten sebagai pemimpin.
Bagaimana para manajer dan pemimpin dapat membangun kepercayaan yang tinggi dari pengikutnya? Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda coba.
1. Bersikap terbuka. Pastikan orang memperoleh informasi yang mereka perlukan. Jelaskan mengapa Anda mengambil sebuah keputusan. Terus-teranglah tentang berbagai persoalan. Bukalah informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi.
2. Bersikap adil. Sebelum Anda bertindak atau mengambil keputusan pastikan Anda dapat memandang dari persepsi orang lain bagaimana mereka akan memandang itu semua dari sudut pandang obyektivitas atau keadilan. Berikan penghargaan kepada mereka yang memang berhak.
3. Ungkapkan perasaan Anda. Jika Anda berbagi perasaan mereka akan percaya. Logika atau data saja mungkin akan menciptakan jarak.
4. Tunjukkan konsistensi. Hiduplah dengan nilai-nilai inti Anda. Jangan sampai tindakan Anda berbeda dengan keyakinan yang selama ini Anda sampaikan kepada mereka.
5.Penuhi janji Anda. Jangan langgar janji Anda sendiri, ini akan menguras kepercayaan. Buktikan Anda komitmen terhadap janji dengan menepatinya.
6.Jaga kerahasiaan. Bila Anda membocorkan rahasia mereka, lain kali mereka tidak akan lagi mempercayai Anda. Mereka menceritakan rahasia karena percaya Anda tidak akan membocorkannya ke pihak lain.
Membina kepercayaan itu sulit, menghancurkannya sangat mudah. Kerja keras membangun kepercayaan selama bertahun-tahun dapat menjadi percuma dan hancur dalam sekejab bila Anda tidak konsisten sebagai pemimpin.
Senin, 02 Mei 2011
Key Performance Indicator by David Parmenter
Ini adalah buku yang membahas langkah-langkah dalam menyusun KPI. Dengan membaca buku ini Anda akan mendapatkan pemahaman yang mendalam untuk membuat upaya penerapan KPI di perusahaan Anda dapat lebih berhasil. Sebagian besar perusahaan telah mencoba menerapkan ukuran kinerja seperti KPI untuk memacu kinerja organisasi, namun dalam penerapannya ada banyak kendala yang ditemukan. Parmenter memiliki pola penerapan KPI yang sangat baik menurut saya. Hal yang sering terlupakan oleh kita saat mengelola KPI adalah bagaimana memonitor KPI secara konsisten dan menyajikan dalam bentuk laporan KPI yang menarik. Buku ini membahasnya dengan sangat gamblang. A must read book for you. (Bambang Triyawan)
Langganan:
Postingan (Atom)