Bila sistem penghargaan dan dorongan positif sudah cukup terbangun dengan baik di perusahaan, maka karyawan akan melakukan pekerjaan dalam cara-cara yang luar biasa. Mereka siap bekerja dalam jam-jam yang panjang untuk memberikan unjuk kerja terbaiknya.
Seorang karyawan bahkan bisa membawa pulang kerjanya ke rumah dan mengerjakannya hingga selesai. Semua itu demi dorongan positif yang mereka cari di tempat kerja. Kita harus membayar upah lembur untuk sekedar menahan mereka 2-3 jam lebih lama demi menyelesaikan kerja dan tidak meninggalkan kantor. Tapi dengan dorongan positif merekalah yang menginginkannya, bukan Anda.
Di masa kini, dimana para pekerja dinilai kontribusinya berdasarkan hasil(results), maka bekerja dalam jam-jam yang panjang mungkin tidak terlalu direkomendasikan. Yang penting target tercapai. Itu mungkin yang dikatakan oleh para pengusaha. Tapi bayangkanlah bila karyawan memilih bekerja dalam jam-jam yang panjang sehingga target mereka tercapai melebihi yang diharapkan. Bukankah ini menyenangkan bagi Anda?
Solusi paling tepat untuk menciptakan perubahan kinerja ini tidak lain adalah DORONGAN POSITIF. Yaitu memberikan beragam konsekuensi positif terhadap prestasi kerja karyawan. Para pemimpin dan perusahaan mungkin telah memahaminya, tapi sedikit sekali melakukannya.
Total Tayangan Halaman
Rabu, 26 Oktober 2011
Minggu, 16 Oktober 2011
Pekerja Baik, Pekerja Buruk
Pekerja baik dalam benak para pemimpin adalah mereka yang bekerja dengan sepenuh hati dengan memaksimalkan seluruh kapasitas yang dimiliki. Pekerja baik menandai keberhasilannya dengan mencapai target dan sasaran kerja yang diberikan kepada mereka.
Pekerja buruk adalah mereka yang memberikan kontribusi yang sangat sedikit terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Seringkali mereka tidak mencapai target-target yang diberikan pemimpin atau perusahaan.
Bagaimanakah cara Anda memprioritaskan upaya pemberian sentuhan atau intervensi kepada dua jenis pekerja ini? Sebagian besar pemimpin memilih menghabiskan waktu untuk menangani pekerja buruk. Dampaknya memang cukup positif, pekerja buruk mulai mengubah kinerjanya. Sayangnya, dengan meninggalkan pekerja yang baik, dan memberikan perhatian hanya kepada pekerja yang buruk, akan membuat pekerja baik akan menurun kinerjanya. Mengapa itu terjadi? Karena setiap pekerja, apakah baik dan buruk, sama-sama membutuhkan perhatian.
Dalam bekerja semua orang membutuhkan adanya konsekuensi atau dorongan positif dari pemimpin atau rekan kerjanya. Dengan kurangnya dorongan positif, kinerja akan melemah di satu titik. Mengingat dunia bisnis sangat memerlukan dorongan positif untuk merespon setiap perubahan yang diperlukan, maka perhatian itu perlu diberikan kepada dua jenis pekerja Anda, pekerja baik dan pekerja buruk. Perhatian itu diberikan secara seimbang, layak, dan adil. Ini adalah salah satu resep kuno untuk mengelola kinerja manusia dengan berhasil. (Bambang Triyawan)
Pekerja buruk adalah mereka yang memberikan kontribusi yang sangat sedikit terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Seringkali mereka tidak mencapai target-target yang diberikan pemimpin atau perusahaan.
Bagaimanakah cara Anda memprioritaskan upaya pemberian sentuhan atau intervensi kepada dua jenis pekerja ini? Sebagian besar pemimpin memilih menghabiskan waktu untuk menangani pekerja buruk. Dampaknya memang cukup positif, pekerja buruk mulai mengubah kinerjanya. Sayangnya, dengan meninggalkan pekerja yang baik, dan memberikan perhatian hanya kepada pekerja yang buruk, akan membuat pekerja baik akan menurun kinerjanya. Mengapa itu terjadi? Karena setiap pekerja, apakah baik dan buruk, sama-sama membutuhkan perhatian.
Dalam bekerja semua orang membutuhkan adanya konsekuensi atau dorongan positif dari pemimpin atau rekan kerjanya. Dengan kurangnya dorongan positif, kinerja akan melemah di satu titik. Mengingat dunia bisnis sangat memerlukan dorongan positif untuk merespon setiap perubahan yang diperlukan, maka perhatian itu perlu diberikan kepada dua jenis pekerja Anda, pekerja baik dan pekerja buruk. Perhatian itu diberikan secara seimbang, layak, dan adil. Ini adalah salah satu resep kuno untuk mengelola kinerja manusia dengan berhasil. (Bambang Triyawan)
Langganan:
Postingan (Atom)