Pekerja baik dalam benak para pemimpin adalah mereka yang bekerja dengan sepenuh hati dengan memaksimalkan seluruh kapasitas yang dimiliki. Pekerja baik menandai keberhasilannya dengan mencapai target dan sasaran kerja yang diberikan kepada mereka.
Pekerja buruk adalah mereka yang memberikan kontribusi yang sangat sedikit terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Seringkali mereka tidak mencapai target-target yang diberikan pemimpin atau perusahaan.
Bagaimanakah cara Anda memprioritaskan upaya pemberian sentuhan atau intervensi kepada dua jenis pekerja ini? Sebagian besar pemimpin memilih menghabiskan waktu untuk menangani pekerja buruk. Dampaknya memang cukup positif, pekerja buruk mulai mengubah kinerjanya. Sayangnya, dengan meninggalkan pekerja yang baik, dan memberikan perhatian hanya kepada pekerja yang buruk, akan membuat pekerja baik akan menurun kinerjanya. Mengapa itu terjadi? Karena setiap pekerja, apakah baik dan buruk, sama-sama membutuhkan perhatian.
Dalam bekerja semua orang membutuhkan adanya konsekuensi atau dorongan positif dari pemimpin atau rekan kerjanya. Dengan kurangnya dorongan positif, kinerja akan melemah di satu titik. Mengingat dunia bisnis sangat memerlukan dorongan positif untuk merespon setiap perubahan yang diperlukan, maka perhatian itu perlu diberikan kepada dua jenis pekerja Anda, pekerja baik dan pekerja buruk. Perhatian itu diberikan secara seimbang, layak, dan adil. Ini adalah salah satu resep kuno untuk mengelola kinerja manusia dengan berhasil. (Bambang Triyawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar